AMALAN DAN KETULUSAN

.

Seberapa tulus Sholawat Nabi yang kita amalkan mewiridnya dalam keseharian kita? Karena banyak sekali buku-buku terbitan dari penerbit yang berkelas sampai yang NOL kelas membahas tentang faedah dari membaca atau mengamalkan bacaan sholawat nabi lengkap dengan jenis dan macam sholawat serta jumlah hitungan hari dan bilangan waktu yang baik untuk mewiridkannya serta efek baliknya kepada si pengamal itu sendiri setelah sekian hari, atau bulan mengamalkannya.

Semua itu menggoda setiap orang yang kebetulan membaca ulasan uraian buku itu. Lantas, serta merta mengamalkannya. Mengejar jumlah bilangan hari atau bulan sebagimana ujaran di buku. Dan setelahnya, lalu menanti-nanti faedah atau umpan balik sebagaimana yang diujarkan dalam buku itu.

Apakah hanya itu yang kita cari? Tidak tentunya.

Usahakanlah membaca sholawat nabi itu tidak dipengaruhi oleh iming-iming duniawi belaka, sebab kalau hanya tergiur dengan fadhilatnya saja, apalagi termotivasi oleh materi kebendaan dunia, maka dapat dipastikan bahwa bacaan kita itu tidak tulus karena Allah, tapi "Nawaitu Lil Dunya" semata.

Hati kita tidak benar-benar tulus mendoakan nabi, kesejahteraan bagi nabi, keluarga nabi, kehadirat Allah SWT. Namun apa yang kita baca hanya sebatas komat-kamit di bibir, tidak disertai kecintaan kepada baginda nabi. Sebaliknya, kita termotivasi membaca sholawat hanya karena terdorong kecintaan dengan harta benda yang sesungguhnya fana ini serta kewibawaan dunia sekejap.

Akibatnya, begitu sudah sekian hari, bulan, bahkan tahun diamalkan sholawat itu ternyata tetap tidak ada tanda-tanda perubahan sebagaimana fadhilat dalam buku, maka kita mulai kecewa dan akhirnya stop mengamalkannya.

Itulah yang sering terjadi di masyarakat kita.

Setiap amaliah yang dilakukan kebanyakan terdorong oleh sekedar nafsu dunia saja. Sehingga amalan bukannya tambah mendekatkan diri kepada tuhan dan menambah kecintaan kepada nabi, malahan bisa sebaliknya.

Mulailah kita perbaiki setiap niat hati kita. Belajarlah untuk selalu tulus ikhlas semata kepada Allah, tidak diduakan dengan embel-embel lainnya. Dengan begitu, perlahan namun pasti, efek baliknya pastilah akan menyertai, karena Allah maha kasih. Tapi jangan dibalik niatnya. Ya kan ???

 
BAMARA ON CU AI