TENTANG MENUNTUT ILMU

.

Nabi kita tercinta pernah berkata " Thalabul 'ilmi Fariidhatun 'alaa kulli muslimin". Nah..., menurut beliau menuntut ilmu itu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah) Lalu ilmu apa yang wajib kita tuntut? Di sini kita akui memang banyak berbeda persepsi. Tapi tidak mengapa karena perbedaan itu sendiri adalah "rahmat".
Bahwa memang sebagian dari kita menganggap yang wajib itu hanyalah Ilmu Agama, benar, tidak salah. Sementara yang lain ada mengatakan ilmu pengetahuan umum itu sunnat saja, bahkan ada yang mengkategorikan sebagai 'boleh' saja, juga benar. Karena pemilik kebenaran sejati hanyalah Allah.

Lalu pendapat yang berikut, (yang saya sendiri ikut di dalamnya) mengatakan bahwa menuntut ilmu agama itu wajib dan juga ilmu-ilmu bermanfaat lainnya juga wajib. Mengapa demikian? Karena yang namanya ilmu itu saling bersinergi, kait-mengkait. Buktinya, sesorang yang mempelajari ilmu sholat saja tentu dia harus tahu arah kiblat. Nah, konteksnya secara langsung tentu erat kaitannya dengan ilmu bumi, geografi, ilmu hitung, guna mengetahi dengan pasti arah dan derajat kiblat dari arah mata angin (timur, barat, utara, selatan). Juga untuk keperluan bulan puasa dan lain-lain.

Ada pun konteks secara tidak langsung namun sangat penting juga yaitu: Jikalau orang di luar Saudi Arabia atau bahkan di luar dua kota suci Mekkah dan Madinah sekalipun kalau ingin melaksanakan ibadah haji tentu butuh sarana transportasi semisal : infrastruktur jalan, bis, pesawat, kapal layar atau kapal laut, yang kesemuanya itu tentu dibuat dengan penguasaan dan kajian ilmu sain & teknologi (alias ilmu umum) bukan?

Kiranya sudah cukup segitu dulu contoh untuk mewakili bahwa kenapa saya ikut pendapat yang ketiga. Sementara masih banyak contoh-contoh lain yang memperkuat bahwa ilmu itu saling bersinergi dan berinteraksi satu dengan yang lain. Yang kesemuanya itu, asal dicermati dengan benar bermuara kepada pengenalan akan zat yang maha agung yaitu Allah. Sebagaimana penemuan pesawat luar angkasa apollo dan generasi seterusnya, justru semakin membuktikan akan kebenaran kejadian peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW yang pada masa lampau tentu agak sulit masuk akal bagi kaum yang tidak beriman kepada Nabiullaah Muhammad SAW. Namun sekarang, hanya dengan ilmu'manusia' yang cuman sedikit sekali ternyata mampu membuktikan akan kebenaran peristiwa bersejarah itu. Apalagi dengan Ilmu dan IradahNya Allah.

Sekian dulu, mohon maaf sekiranya ada kesalahan dan kekurangan, karena itu merupakan cerminan dari kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri saya. Sebaliknya, sekiranya ulasan di atas bermanfaat, tentu itu datang dari Allah semata.

 
BAMARA ON CU AI