BAGAIMANA BENTUK PUJIAN KITA SELAMA INI KEPADA ALLAH ???

.

Kata 'Alhamdulillah' adalah kata pujian kepada Allah yang tidak asing ditelinga kita. Kata itu begitu gampangnya diucapkan dengan kata-kata, namun ada tetapinya.
Lalu, apakah tetapi yang dimaksud itu?  Untuk lebih jelasnya ikuti ulasannya lebih lanjut dengan menekan kata ini...

Jujur saja, telah amat banyak kita lihat bahwa ucapan Alhamdulillah yang keluar dari bibir si pengucap tidak semuanya terlahir dari lubuk hati terdalam.

Pada kebanyakannya kata itu sering terucap hanya sebagai bumbu-bumbu pemanis dari basa-basi seseorang manakala ia berkomunikasi dengan orang lain. Ekspresi wajah si penutur kata 'sakral' itu terlihat datar alias biasa-biasa saja sebagai pertanda bahwa pujian kepada Allah yang meluncur dari bibir penutur benar-benar sebatas lif service atau hiasan bibir belaka. Sehingga kata 'Alhamdulillah' hanya merupakan ucapan dan bukan ungkapan. Sehingga nilai ucapan itu pun di sisi Allah boleh jadi bernilai NOL karena Tuhan maha tahu bahwa tatkala kata itu meluncur dari bibir si penutur tidak didasari oleh 'rasa' kekaguman, ketakjuban, dan pengagungan kepada-Nya. Wajar apabila roman muka atau ekspresi wajah si penutur pun biasa-biasa saja, dan wajar pula apabila nilainya pun NOL di sisi Allah. Karena ucapan itu tanpa lahir dari ketulusan pujian hati kepada-Nya. Nyata sebatas basa-basi.

Padahal kata itu mengandung fadilat yang luar biasa besarnya. Ringan diungkapkan dan diucapkan namun berat timbangan pahalanya. Dan memiliki efek balik terhadap pribadi si penutur jikalau ia tulus dan benar-benar memuji Tuhannya, yaitu di hatinya sedikit-demi sedikit akan tumbuh dan tertanam kecintaan kepada Allah. Bagaimana tidak? yang namanya cinta tentulah di awali dengan kekaguman, ketakjuban, dan pengagungan, lantas berlanjut kepada mencintai. Itulah sebenarnya jalan mudah yang diberikan Tuhan kepada kita untuk menuju kecintaan kepadanya dan cintanya kepada kita kalau kita mau merenungkannya. Karena tuhan pastilah memberikan jalan kemudahan bukan jalan terjal yang berliku. Karena Tuhan pastilah mengasihi dan menyayangi hambanya.

Saatnyalah kita mulai selalu bersungguh-sungguh setiap menyikapai sesuatu yang berhubungan dengan Allah, tuhan seru sekalian alam, maha raja diraja, pemilik segalanya baik yang dilangit maupun di bumi. Oleh karenanya jangan sepelekan dan jangan palsukan setiap pujian dan syukur kita kepadanya. Aamiiin.

 
BAMARA ON CU AI